ASWAJA
( Ahlu Sunnah Wa Al-Jamaah)
Pokok pemahaman ASWAJA adalah sesuai dengan sabda Rasulullah, yang mengatakan bahwa “Segala sesuatu yang datang dari Rasul dan para sahabatnya”. Yaitu metode berpikir dan pola perubahan sosial yang diusung, yang sebenarnya berlandaskan pada beberapa nilai berikut :
4 Landasan (bingkai) dan Prinsip Dasar ASWAJA Dalam Arus Sejarah
a. Tawassuth
Tawassuth bisa dimaknai sebagai berdiri di tengah, moderat, tidak ekstrim (baik ke kanan maupun ke kiri), tetapi memiliki sikap dan pendirian. Khairul umur awsathuha (moderat adalah sebaik-baik perbuatan). Tawassuth merupakan landasan dan bingkai yang mengatur bagaimana seharusnya kita mengarahkan
pemikiran kita agar tidak terjebak pada pemikiran agama yang sempit. Dengan cara menggali dan mengelaborasi dari berbagai metodologi dari berbagai dsiplin
ilmu baik dari islam maupun barat. Serta memdialogkan agama, filsafat dan sains.
b. Tasamuh
Tasamuh adalah toleransi, tepa selira. Sebuah landasan dan bingkai yang menghargai perbedaan, tidak memaksakan kehendak dan merasa benar sendiri. Nilai yang mengatur bagaimana kita harus bersikap dalam hidup sehari-hari, khususnya dalam kehidupan beragama dan bermasyarakat. Tujuan akhirnya adalah
kesadaran akan pluralisme atau keragaman, yang saling melengkapi bukan
membawa kepada perpecahan. Dalam kehidupan bergama, tasamuh direalisasikan dalam bentuk menghormati keyakinan dan kepercayaan umat beragama lain dan tidak memaksa mereka untuk megikuti keyakinan dan kepercayaan kita.
c. Tawazun
Tawazun berarti keseimbangan dalam bergau dan berhubungan, baik yang bersifat antar individu, antar struktur sosial, antara Negara dan rakyatnya, maupun antara manusia dan alam. Keseimbangan disini adalah bentuk hubungan yang tidak berat sebelah (menguntungkan pihak tertentu dan merugikan pihak yang lain). Tetapi, masing-masing pihak mampu menempatkan dirinya sesuai dengan fungsinya tanpa mengganggu fungsi dari pihak yang lain. Hasil yang diharapkan adalah terciptanya kedinamisan hidup.
d. Ta’adul
Yang dimaksud ta’aduk adalah keadilan. Yang merupakan ajaran universal ASWAJA. Setiap pemikiran, sikap dan relasi, harus selalu diselaraska dengan landasan ini. Pemaknaan keadilam yang dimaksud disini adalah keadilan sosial. Yaitu landasan kebenaran politik, ekonomi, budaya, pendidikan, dan sebagainya. Sejarah membuktikan bagaimana Nabi Muhammad mampu mewujudkannya dalam masyarakat Madinah. Begitu juga Umar bin Khattab yang telah meletakkan fundamental bagi peradaban Islam yang agung.
Keempat andasan tersebut dalam prosesnya harus berjalan bersana dan tidak
boleh ada daru satupun bingkai ini tertinggal. Karena jika yang satu tidak ada maka
ASWAJA sebagai Mahanajul fikr akan pincang.
Cara membumikan ASWAJA
1. Tetap kita amalkan ilmu yang kita punya tentang ASWAJA
2. Jangan mundur jika ditunjuk jadi imam sholat tarawih, jangan mundur jika
disuruh memimpin bacaan tahlil, dll.
Sumber : Modul PMII CABANG CIPUTAT
0 komentar:
Posting Komentar